TEKNIK JALAN RAYA III

 TJR Petemuan Ke - 5

*Quiz 1*
  1. Jelaskan secara detail komposisi pembentuk Campuran Flexible Pavement. 
  2. Jelaskan secara detail komposisi pembentuk Campuran Rigid Pavement
  3. Jelaskan secara detail komposisi pembentuk Campuran Komposit Pavement
Penjelasan :

1.Perkerasan lentur(Flexible Pavement) merupakan campuran agregat batu pecah, pasir, material pengisi (filler), dan aspal yang kemudian dihamparkan lalu dipadatkan. 
Perkerasan lentur dirancang untuk melendut dan kembali lagi ke posisi semula bersama-sama dengan tanah-dasar pada saat menerima beban. Perancangan perkerasan lentur didasarkan pada teori elastis dan pegalaman lapangan. Teori elastis pada perkerasan sendiri untuk menganalisis regangan dalam setiap lapisan agar defleksi permanen tidak terjadi (Christiady, 2011). Perkerasan lentur (Flexible Pavement), yaitu perkerasan yang ,menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Lapisan-lapisan perkerasannya bersifat memikul dan menyebarkan beban lalu-lintas (Sukirman, 1999).
Sesuai dengan konsep perkerasan lentur, perkerasan ini akan melendut / melentur bila diberikan beban maka perkerasan. Karena sifat penyebaran gaya maka muatan yang diterima oleh masing-masing lapisan berbeda dan semakin kebawah semakin kecil. Gaya yang di terima masing-masing lapisan berbeda-beda dan akan semakin kecil. Lapisan permukaan harus mampu menerima seluruh jenis gaya yang bekerja, lapis pondasi atas menerima gaya vertikal dan getaran, sedangkan tanah dasar akan menerima gaya vertikal saja (Sukirman, 1999), seperti yang ditunjukkan pada Gambar dibawah ini. 

gambar Distribusi Beban Roda Pada Perkerasan (sumber: wiryanto, 2011)
Berdasarkan dari Gambar distribusi beban dari roda keperkerasan, kerusakan yang biasa terjadi di lapangan adalah kerusakan bagian lapis atas, seperti terjadi cracking atau bleeding akibat kualitas aspal yang tidak dapat melayani kebutuhan jalan. Oleh karena itu, peneliti mencoba menggunakan Aspal Starbit E-55 dan Retona Blend E-55 sebagai alternatif peningkatan kualitas aspal 
yang tidak hanya berupa peningkatan titik lembek, namun juga elastic recovery(sangat penting untuk daerah dengan lalulintas berat), kelengketan terhadap agregat, ketahanan terhadap oksidasi, ketahanan terhadap fatigue (kerekatan) dan ketahanan terhadap deforma

2.Perkerasan kaku (rigid pavement) adalah suatu perkerasan jalan yang terdiri atas plat beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi bawah di atas tanah dasar. Karena memakai beton sebagai bahan bakunya, perkerasan jenis ini juga biasa disebut sebagai jalan beton. Dalam konstruksinya, plat beton sering dinamakan lapis pondasi sebab adanya kemungkinan lapisan aspal beton di atasnya sebagai lapis permukaan.

Pada awal penemuannya, pembangunan perkerasan kaku dilakukan tanpa mempertimbangkan jenis tanah dasar dan drainase yang dimilikinya. Namun seiring dengan perkembangan teknologi dan tuntutan zaman bahwa jalan harus mampu menahan beban dari kendaraan berat, maka jenis tanah dasar pun menjadi faktor paling penting yang harus diperhatikan. Pembangunan perkerasan kaku di atas tanah yang tidak sesuai akan memperbesar risiko terjadinya pumping yaitu menurunnya daya dukung jalan tersebut akibat butiran-butiran penyusunnya keluar dari dalam tanah.

Perkerasan kaku dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis menurut ada tidaknya sambungan dan tulangan plat beton di dalamnya, antara lain :

  1. Perkerasan kaku dengan sambungan tanpa tulangan untuk kendali retak.
  2. Perkerasan kaku dengan sambungan dan tulangan untuk kendali retak. Bagian yang berperan sebagai kendali retak yakni wire mesh yang dipasang di antara siar yang dipakai secara independen terhadap tulangan dowel.
  3. Perkerasan kaku dengan tulangan tanpa sambungan. Tulangan yang digunakan berupa baja tulangan yang mengandung besi sebanyak 0,02% dari luas penampang beton.
3.perkerasan komposit (composite pavement), yaitu perkerasan kaku dengan pelat beton sebagai lapis pondasi dan aspal sebagai lapis permukaan.
Tugas akhir ini hanya membahas perkerasan kaku (rigid pavement). Perkerasan kaku adalah struktur yang terdin dan pelat (slab) beton semen yang bersambung (tidak menerus) tanpa atau dengan tulangan, dan terletak di atas tanah dasar (subgrade) dengan atau tanpa lapisan pondasi bawah (subbase). Fungsi dan setiap lapisan tersebut adalah sebagai berikut :
A. Lapisan pondasi bawah (subbase) adalah material pilihan, direncanakan dengan ketebalan tertentu, diletakkan sebagai pondasi perkerasan beton semen. Lapisan ini berfungsi :
  1. memberikan dukungan yang mantap dan seragam (uniform) pada pelat. menghindari kemungkinan terjadinya "pumping" pada daerah sambungan. retakan dan tepi-tepi perkerasan. "Pumping" adalah proses pengocokar. butiran-butiran subgrade dansubbase pada daerah sambungan (basah atau kering) akibat gerakan vertikal pelat karena beban lalu lintas. kejadian ini mengakibatkan turunnya dava dukung lapisan bawah tersebut.
  2. meningkatkan dukungan pada sambungan bilamana terjadi alih beban kendaraan (load ti\ui\fer).
  3. sebagai unsur katalisalor bilamana terjadi susut dan muai yang kelebihan dan pengaruh tanah dasar \ang mengandung tanah expansive.
  4. mengurangi kerusakan akibat pembekuan (Jrost action), dan
  5. berfungsi sebagai lantai kerja (workingplatform).
B. Plat(slob) beton semen, berfungsi sebagai
  1. memikul langsung beban lalu lintas dan meneruskan ke lapisan dibawahnya.
  2. menahan gava geser dan beban roda.
  3. sebagai lapis aus (wearing course) akibat gava gesek dan cuaca. dan
  4. sebagai lapis kedap air untuk melindungi lapis di bawahnva.
C. Tanah dasar (subgrade) adalah tanah dasar galian (cut) atau timbunan (embankment) dan dapat mempengaruhi perencanaan ketebalan perkerasan beton semen.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TUGAS 1. TEKNIK JALAN RAYA III